Go back
September 13, 2019

Permainan Tradisional Sebagai Pembangun Karakter PM Lrsampk Darussa’adah Di Aceh

“Play energizes and enlivens us. It eases our burdens. It renews our natural sense of optimism and opens us up to new possibilities”  (Stuart Brown, MD. Contemporary American psychiastrist)

Anak senantiasa berproses menuju kedewasaan, mencapai beragam cara agar legal mereka di sebut remaja dan dewasa. beragam sarana mereka manfaatkan sebagai sarana pembelajaran, mulai dari keluarga, lingkungan, masyarakat, sekolah hingga teknologi. Industri 4.0 yang menghantarkan setiap individu pada dunia layaknya kertas lipat menjadikan terknologi sebagai nadi kehidupan. Nafas perkembangan dan kemajuan, maka di sanalah sumbangsih terknologi bercampurtangan. Di samping dampak positif, industri 4.0 juga turut serta memberikan ancaman baru bagi generasi bangsa, anak, remaja hingga dewasa.

Efek seperti halnya phubbing di mana individu menjadi acuh pada lingkungan dan fokus pada gadget. Nomohobia di mana individu merasa tidak dapat optimal karena tidak adanya handphone dan lain sebagainya. Di samping itu pengaruh degradasi moral juga terjadi karena pengaruh teknologi di era ini. Salah satu upaya membangun benteng adalah dengan memberikan penguatan pengasuhan, pendampingan, pendidikan karakter serta penanaman nilai. Upaya demikian sebagai filter atas ancaman/pengaruh negatif yang hadir. Penguatan serta pendidikan karakter dimaksudkan dengan memberikan kegiatan lain yang berfaedah, menarik perhatian, edukatif dan mangarahkan. Menghadirkan permainan tradisional menjadi salah satu upaya LRSAMPK Darussa’adah untuk menghadapi kondisi tersebut.

Permainan sebagaimana diyakini para ahli dapat menjadi sarana bermain juga terapi sosial terhadap anak. Anak mampu mendapatkan pembelajaran, ilmu dan hikmah kehidupan yang bersubstansi moril atas setiap permainan.

Traditional Game Therapy

Permainan tradisional memiliki sumbangsih besar dalam kontribusi membangun karakter dan kepribadian. Bermain menjadi bagian penting dari pengalaman manusia. Permainan menghadirkan sukacita menumbuhkan imajinasi dan mendorong pembelajaran serta banyak manfaat lain. Terapi bermain membantu individu (anak anak dan remaja) untuk menghadapi tantangan, mengembangkan keterampilan yang diperlukan dan membangun ketahanan emosional.

Adanya pengalaman penting untuk kebahagiaan dan kesejateraan secara keseluruhan. Permainan pada dasarnya dapat berfungsi sebagai sarana mengekspresikan diri, aktualisasi diri, membangun hubungan positif di antara orang, mendorong kreativitas dan eksplorasi, menghilangkan stress, kebosanan, melatih keterampilan dan peran yang diperlukan untuk bertahan hidup, dorong pembelajaran dan mengatur emosi. Keberhasilan dari terapi permainan tradisional ini adalah adanya perubahan perilaku menjadi lebih adaptif, anak dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, dapat bersosialisasi dengan baik serta mampu mengekspresikan diri.

Hal demikian menjadi pertimbangan penggunaan permainan tradisional sebagai terapi sosial untuk PM. Permainan tradisional dengan peruntukan dan manfaatnya dinilai sesuai dengan  kebutuhan dan keperluan Penerima Manfaat (PM) di LRSAMPK Darussa’adah di Aceh.

Faktor selanjutnya, dijadikannya Permainan Tradisional sebagai upaya pembangun karakter PM. Pembangunan karakter dimaksudkan sebagai cara untuk mengarahkan, memberikan pendidikan, pembelajaran dan terapi sosial penerima manfaat. Pelaksanaan permainan tradisional dilaksanakan secara langsung/direktif, pekerja sosial dan pendamping mengarahkan permainan dan mendorong klien untuk mengambil bagian dalam kegiatan tertentu. Permainan langsung dapat mengajarkan ketrampilan khusus anak-anak dan membantu mereka bekerja menuju tujuan yang telah ditetapkan. Permainan tradisional dapat juga digunakan sebagai sarana alternatif menangani anak atau remaja bahkan dewasa yang tipe ekspresi verbal sulit.

Permainan tradisional yang dipilih sebagai upaya terapi sosial di LRSAMPK Darussa’adah adalah dakon, holahop, kelereng, patok lele, pecah piring/boyboyan, go back to door (gobak sodor), dan beberapa permainan tradisional lain yang mendukung proses rehabilitasi sosial untuk anak. Permainan dikemas dan dimainkan sesuai dengan kebutuhan, fungsi/manfaat permainan serta kondisi/permasalahan dari masing-masing penerima manfaat maupun kelompok PM. Setelah dilaksanakan permainan, pekerja sosial/pendamping memberikan learned lesson / hikmah pembelajaran yang dapat diperoleh dari permainan.

Sejauh ini, proses pelaksanaan permainan berjalan efektif dan efisien, PM dapat mengikuti secara proaktif dan juga bernilai rekreasional bagi PM maupun pekerja sosial/pendamping sosial.

Penulis : Erna Dwi Susanti, S.ST (Pekerja Sosial Ahli Pertama)