MELAWAN KETETAPAN?
Ada kalanya kita akan merasakan tidak siap dengan satu ketetapan. Terasa berat menjalani apa yang sudah menjadi garisan takdir. Kenapa harus seperti ini dan kenapa tidak seperti itu.
Denial? Iya, itu pasti. Namun bargaining adalah tahap lanjutan hingga acceptance (penerimaan) bisa kita miliki. Karena energi yang kita keluarkan untuk sebuah penolakan akan sebanding dengan kekecewaan dan energi untuk menerima akan sebanding dengan keikhlasan.
Tampaknya mempercayai hikmah atas setiap keadaan adalah cara terbijak bagi kita menjalani keputusan. Selalu ada kacamata terbaik untuk memandang apa yang nyata. Menerima yang telah tersedia, bukan menuntut apa yang tidak ada.
Sepertihalnya gravitasi, tidak memerlukan kepercayaan-ketidakpercayaan kita. Ia tetap berjalan, sesuai hukum-hukum ketetapan. Sama, dalam hidup pun juga demikian, segala yang ditetapkan akan terus berjalan - meski kita percayai atau menolak-mengingkari. Kita melangkah meniti semua yang Dia kehendaki.
Jakarta Selatan, 7 April 2018 | Bunda Yahya