SEPURANE YA, SNSD
[caption id="attachment_77" align="aligncenter" width="1280"] Foto: ern[/caption]
Ibarat tengah belanja, barang belanjaan yang memiliki berat pasti sudah selayaknya untuk ditimbang dan ditakar, demikian pula dalam belanja kebudayaan, hiburan atau aksesoris globalisasi yang akan dilakukan oleh Indonesia. Jika beberapa waktu yang lampau Indonesia sudah sering kecolongan mengadakan konser yang bertajuk tidak sesuai dengan aturan maupun dasar negara, itu merupakan pokok pembelajaran untuk langkah selanjutnya. Indonesia masih harus berpijak pada kulturnya untuk menyejahterakan masyarakat. Indonesia masih harus waspada dalam menyapa tamu asing peradaban. Karena Indonesia mungkin saja masih galau dan masih butuh banyak nasihat dan pertimbangan dalam pembelajarannya. Dan kita punya konstitusi negara sebagai pedoman.
Kalau sekiranya adat mengajarkan kesantunan, budaya masih kokoh dalam aturan dan tata kramanya, maka kenapa tidak dengan serentak masyarakat yang terisi oleh rakyat dan pejabat dengan lantang menyuarakan, “Sepurane SNSD, kami tidak bisa menerima kedatangan Anda,”? Jawabannya, mental negara ini masih dalam pembangunan, belum kokoh berkiprah dalam sejarah, belum menjulang menuntaskan kesejahteraan. Ke depan kami akan mencoba mencari hiburan yang murah meriah, mencari hiburan yang searah dengan nilai jati diri bukan ancaman. Mengenalkan anak-anak emas kami pada cerita tata krama.