Apa Itu Terapi Realitas?
Sejarah terapi realitas mulai kita kenal dari seorang tokoh Bernama William Glasser di tahun 1950an. Terapi ini menjadi suatu pendekatan yang dikembangkan sebagai lawan dari terapi konvensional. Sifat dari terapi realitas adalah jangka pendek yang berfokus pada kondisi saat ini. Penekanan/fokus yang dilakukan adalah pada kekuatan diri (pribadi klien) dan mendorong pada individu tersebut untuk dapat mengembangkan tingkah laku yang lebih realistic agar dapat mencapai kesuksesan. Hal demikian sebagaimana yang diungkap oleh Corey pada tahun 2009.
Hakikatnya setiap manusia memiliki dua kebutuhan mendasar yang tebagi dalam kebutuhan fisiologis dan kebutuhan psikologis. Fisiologis seperti halnya kebutuhan fisik pada umumnya dan kebutuhan psikologis mencakup kebutuhan dicintai, mencintai, dan penghargaan. Glasser menggabungkan kebutuhan-kebutuhan psikologis ini dengan istilah kebutuhan identitas (identity).
Identitas dipahami sebagai cara seseorang melihat dirinya sendiri sebagai manusai dalam hubungannya dengan orang lain dan dunia luarnya. Setiap orang akan mengembangkan gambaran identitasnya berdasarkan atas pemenuhan kebutuhan psikologis. Mereka yang mampu memenuhi kebutuhan psikologis akan mengembangkan gambaran diri sebagai seorang yang berhasil dan membentuk identitasnya sebagai seorang sosok yang sukses melalui identity succese. Demikian juga sebaliknya, saat tidak terpenuhi maka gambaran diri akan memunculkan identitas kegagalan pada dirinya.
Pada kondisi tersebut, terapo realitas akan mengambil peran membantu individu dalam mencapai kondisi success identity, di mana dalam terapi, seorang terapis akan berfokus pada perilaku individu saat ini (realitas). Beberapa pandangan dan pemahaman seperti tertuang di atas dapat kita simpulkan bahwa terapi realitas bersifat jangak pendek dengan penekanan pada kekuatan yang dimiliki oleh individu. Setelah berfokus pada perilaku saat ini (realitas), klien diajak membuka jalan untuk menampilkan perilaku yang dapat membawa individu kea rah keberhasilan (success identity) dalam diri individu