Go back
June 13, 2019

Mengetuk Kaki Pintu Langit

 

 

Langit tinggi di atas sana. Aku jauh di bawahnya, jangankan menggapainya, berlama-lama mendongak menatapnya saja aku tak kuasa. Lelah, itu gerutu dan pikirku. Perihalnya sepele, aku miliki batas kewajaran dan kemampuan tersendiri.

Tapi di sana, di langit yang jauh sana ada yang hendak aku tuju. Melalui kaki pintu langit aku mengetuk, terucap salam permohonan, seulas suara permintaan. Meski kadangkala aku ragu, sedikit menunduk layu karena malu.

Ya, malu - pun bagaimana aku bukanlah kalangan berpunya yang memiliki kuasa, ningrat bukan kesatria tidak juga. Papa. Tapi bisik  yakinku kadang membumbung, ia sampaikan bahwa langit tak pernah memandang kasta, aku siapa dan berwarna apa. Langit melalui kaki-kaki pintunya selalu terbuka. Mendengar setiap suara dan menerima permintaan yang mengangkasa. Adil pada semua.

Aku melangkah seiring bersenandung, yakinku adalah setiap senandung akan bersama mengangkasa, semakin kuat menuju ke atas sana. Lirih hingga bergaung, bersama mengetuk kaki pintu-pintu langit.

Erna - Aceh, 13 Juni 2019