Go back
September 16, 2017

HATI YANG MENGHUBUNG

[caption id="attachment_172" align="aligncenter" width="823"] yahya7m4d Foto: ern[/caption]

 

Geleng-geleng, memanjat syukur melangit dan senyum sumringah tiada henti. Masha Allah, Masha Allah, Masha Allah. Takjub.

Tidak sedikit takjub yang menyertai saya sepanjang perjalanan kemarin. Sambil memposisikan si Kecil di pangkuan biar ia dapat melihat lepas pandangan selama perjalanan.

"Huua, haaa, oooo, haahooo, aaaa", dan seterusnya dia mengulang-ulang. Sembari kakinya melompat, tangannya naik turun melengkapi wajah yang kegirangan. Sesekali ditatapnya sang Ayah kemudian mengulang huua-haaa-oooo nya terus menatap ke Bunda diulang juga ucapannya.

Ia tampak bahagia. Oh, sejatinya bukan itu fokus yang menimbulkan sebab kenapa saya takjub dibuatnya. Ada janji Tuhan bertemu kehendak dan KemahakuasaanNya yang menebalkan keyakinan.

Sontak saya langsung refleks mengingat masa kehamilan. Berbincang dengan si janin adalah rutinitas saya setiap hari. Sepanjang perjalanan ke kantor yang harus antar kota setiap hari menjadi kesempatan terbaik untuk melembagakan kebiasaan itu. Dan teringat satu bahasan perbincangan kami kala itu.

 

"Nak, bertanyalah akan apa yang engkau tidak paham. Yang ada di sekitarmu bukan hanya jadi perindah pandangan namun untuk pelengkap pengetahuan dan pemahaman. Belajarlah anakku, dan cari tahu lagi apa apa yang tidak engkau mengerti"

Setelah saya buka jurnal tema perbincanganku dengan si kecil pas masa di kandungan, ternyata itu obrolan kami di 21 weeks 6 days. Nasehat untuk berani bertanya. Ternyata Tuhan menghendaki. Setiap kali si kecil menunjukkan antusiasnya untuk mengetahui hal tertentu, sebagai seorang ibu saya seolah disenggol dengan penguatan. "Itu lihat, Tuhanmu menghendaki".

Biidznillah, semoga keyakinan ini kian menguat. Kedekatan ini kian melekat. Sehingga keberadaan amanah mampu mengajari kami sebagai orangtua untuk menjadi lebih takwa.

- Erna Dwi Susanti -