Go back
July 13, 2017

MENGGADAI SABAR, MENEBUS KEIHKLASAN

[caption id="attachment_38" align="aligncenter" width="300"] Ilustrasi: ummi online[/caption]

Diperintahkan untuk menguatkan kesabaran dengan kesabaran, lantas di mana titik akhir dari sabar? Simpel. Saat kita sudah menemukan ikhlas. Maka saat itulah sudah tidak akan muncul kembali pertanyaan batas akhir sabar.

Di mana setiap keluh atas lelahnya usaha sabar muncul, tiba-tiba ia menyadari butuhnya rasa ikhlas. Lantas ia mengikhlaskan setiap usaha-usahanya dalam menghadirkan sabar.

Saat ia merasa diuji dengan ujian terberat ia sabar. Berusaha sabar. Saat ia lelah dengan kelelahan menumpuk namun tugas kerja terus menambah, ia juga mengupayakan sabar. Ketika kerja keras dan pengorbanan yang dilakukan masih dicela dan tak dihargai ia terus menutup luka dan tangisnya hati dengan sabar. Di satu waktu, saat ia kena tuduhan salah atas tindak yang khilaf tak ia sengaja, dimarahpun ia tetap mencoba sabar. Hingga jika diturut maka setiap detik ia haruslah sabar.

Demikianlah, titik uji untuk menemu kelapangan, untuk merengguh suatu ikhwal yang berkah dan utama. Diuji untuk sabar. Karena kodrati manusia yang hanyalah sebagai hamba meminta pembuktian diri, antara yang sabar dan yang tidak. Antara yang iman dan yang bukan.

Fitrah dan lumrah, manakala keluh kesah terhampiri atas tumpukan kesabaran yang memang tak kunjung mereda. Godaan nafsu selalu datang mengajak berhenti untuk sabar. "Sudahlah, kamu sudah cukup lama bersabar".

Maka rekan, gadaikanlah dulu sabarmu yang telah tertumpuk pada Tuhan lantas tebuslah ikhlasmu.Ikhlas dan keikhlasanmu akan mampu menyempurna serta menjadi sumber penguatmu. Sumber penguat yang akan terus terbaharukan. Lelahmu dalam bersabar akan hilang bersama hadirnya bekal keikhlasan.

Besarnya upaya yang terasa saat mewujudkan sabar akan selalu terasa manis saat ikhlas kita hadirkan. Bukankah hanya sebatas uap tanpa bekas manakala kesabaran kian diungkit dan diagung-agungkan?

Mengharaplah campur tangan dan balas nilai dari Tuhan semata. Jika memang masih tampil rapuh pribadi ini dalam menjalankan tugas kehidupan, maka mintalah pada Tuhan penguatan agar kesabaran ini makin ditinggikan dan ikhlas ini makin dijernihkan.

Laa hawla walaa quwwata illa billah